Kiamat - apa akan terjadi!
Surah an-Nahl, ayat 1 bermaksud: “Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta-minta agar disegerakannya (kedatangannya).”
Hari Kiamat akan terjadi selepas sangkakala ditiupkan oleh Malaikat Israfil sebanyak tiga kali. Tiupan pertama akan menyebabkan manusia kehairanan dan menjadi kacau bilau, manakala tiupan kedua, amaran tiupan kematian dan tiupan ketiga, kebangkitan semula manusia menuju Allah Yang Maha Esa.
Firman Allah dalam surah an-Naazi'aat, ayat 6-8 bermaksud: “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi dengan tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut.”
Hal ini dijelaskan dalam hadis Qudsi di mana, Allah berfirman bermaksud: “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat), (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalai semua wanita yang menyusui anaknya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, pada hal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras” (Hadis riwayat at-Tabrani).
Firman Allah dalam surah An-Naml, ayat 87 bermaksud: “Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali sesiapa yang dikehendaki Allah.”
Ibn Kathir menjelaskan, mereka yang dikecualikan oleh Allah itu ialah orang yang mati syahid. Mereka adalah orang yang hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapat rezeki dan Allah menjaga mereka daripada keburukan hari itu serta mengamankan mereka.
Keadaan manusia yang dibangkitkan oleh Allah pula pada hari itu tidak memakai sesuatu pun yang menutup tubuh mereka. Hal ini dijelaskan oleh Aisyah, di mana Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kamu dibangkitkan kepada Allah pada Hari Kiamat dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang dan tidak berkhatan. Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, lelaki dan wanita akan saling memandang antara satu dengan yang lainnya. Baginda menjawab: Wahai Aisyah, urusan pada saat itu lebih dahsyat daripada memperhatikan mereka” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Kemudian, mereka akan dihimpunkan oleh Allah di Padang Mahsyar. Bagi mereka yang kufur seperti mereka yang menyembah berhala, menyembah api, matahari dan bulan, mereka akan ditempatkan Allah di suatu sudut dan Allah akan memasukkan terus mereka ke dalam neraka. Namun, di kalangan orang Islam, mereka akan dihitung Allah setiap amalan mereka di atas muka bumi dulu.
Semua amalan mereka dicatatkan Allah dalam buku catatan perbuatan manusia. Hal ini dijelaskan Allah dalam surah Yasin, ayat 12, yang bermaksud: “Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata.”
Semua amalan manusia akan dihitung secara adil dan saksama, sehingga tiada seorangpun akan dizalimi oleh Allah melalui timbang. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah dalam surah al-Anbiya’, ayat 47 yang bermaksud: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang walau sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
Aisyah menceritakan, seorang lelaki duduk di hadapan Rasulullah lalu bertanya: “Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku memiliki beberapa orang budak yang berdusta, mengkhianati dan melakukan maksiat kepadaku, lalu aku memukul dan memaki mereka, maka bagaimana kedudukan aku dari mereka? Maka Rasulullah bersabda: Semuanya dihisab sesuai pengkhianatan, maksiat dan dusta mereka kepadamu. Jika hukuman kepada mereka setanding dengan kesalahan mereka, maka hal itu saling mencukupi, tidak mengenaimu dan tidak mengenai mereka. Jika hukumanmu lebih ringan dibanding dengan kesalahan mereka, maka hal itu adalah anugerah bagimu. Tetapi jika hukumanmu lebih berat jika dibandingkan dengan kesalahan mereka, maka engkau akan dibalas. Maka lelaki itu menangis di hadapan Rasulullah” (Hadis riwayat Imam Ahmad).
Rujukan:
Dr Ahmad Redzuwan, Pensyarah Kanan di Jabatan Pengajian Dakwah dan Kepemimpinan, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)
Hari Kiamat akan terjadi selepas sangkakala ditiupkan oleh Malaikat Israfil sebanyak tiga kali. Tiupan pertama akan menyebabkan manusia kehairanan dan menjadi kacau bilau, manakala tiupan kedua, amaran tiupan kematian dan tiupan ketiga, kebangkitan semula manusia menuju Allah Yang Maha Esa.
Firman Allah dalam surah an-Naazi'aat, ayat 6-8 bermaksud: “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi dengan tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut.”
Hal ini dijelaskan dalam hadis Qudsi di mana, Allah berfirman bermaksud: “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat), (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalai semua wanita yang menyusui anaknya, gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, pada hal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras” (Hadis riwayat at-Tabrani).
Firman Allah dalam surah An-Naml, ayat 87 bermaksud: “Maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali sesiapa yang dikehendaki Allah.”
Ibn Kathir menjelaskan, mereka yang dikecualikan oleh Allah itu ialah orang yang mati syahid. Mereka adalah orang yang hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapat rezeki dan Allah menjaga mereka daripada keburukan hari itu serta mengamankan mereka.
Keadaan manusia yang dibangkitkan oleh Allah pula pada hari itu tidak memakai sesuatu pun yang menutup tubuh mereka. Hal ini dijelaskan oleh Aisyah, di mana Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya kamu dibangkitkan kepada Allah pada Hari Kiamat dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang dan tidak berkhatan. Aisyah bertanya: Ya Rasulullah, lelaki dan wanita akan saling memandang antara satu dengan yang lainnya. Baginda menjawab: Wahai Aisyah, urusan pada saat itu lebih dahsyat daripada memperhatikan mereka” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Kemudian, mereka akan dihimpunkan oleh Allah di Padang Mahsyar. Bagi mereka yang kufur seperti mereka yang menyembah berhala, menyembah api, matahari dan bulan, mereka akan ditempatkan Allah di suatu sudut dan Allah akan memasukkan terus mereka ke dalam neraka. Namun, di kalangan orang Islam, mereka akan dihitung Allah setiap amalan mereka di atas muka bumi dulu.
Semua amalan mereka dicatatkan Allah dalam buku catatan perbuatan manusia. Hal ini dijelaskan Allah dalam surah Yasin, ayat 12, yang bermaksud: “Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata.”
Semua amalan manusia akan dihitung secara adil dan saksama, sehingga tiada seorangpun akan dizalimi oleh Allah melalui timbang. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah dalam surah al-Anbiya’, ayat 47 yang bermaksud: “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang walau sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
Aisyah menceritakan, seorang lelaki duduk di hadapan Rasulullah lalu bertanya: “Ya Rasulullah! Sesungguhnya aku memiliki beberapa orang budak yang berdusta, mengkhianati dan melakukan maksiat kepadaku, lalu aku memukul dan memaki mereka, maka bagaimana kedudukan aku dari mereka? Maka Rasulullah bersabda: Semuanya dihisab sesuai pengkhianatan, maksiat dan dusta mereka kepadamu. Jika hukuman kepada mereka setanding dengan kesalahan mereka, maka hal itu saling mencukupi, tidak mengenaimu dan tidak mengenai mereka. Jika hukumanmu lebih ringan dibanding dengan kesalahan mereka, maka hal itu adalah anugerah bagimu. Tetapi jika hukumanmu lebih berat jika dibandingkan dengan kesalahan mereka, maka engkau akan dibalas. Maka lelaki itu menangis di hadapan Rasulullah” (Hadis riwayat Imam Ahmad).
Rujukan:
Dr Ahmad Redzuwan, Pensyarah Kanan di Jabatan Pengajian Dakwah dan Kepemimpinan, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home